BELENGGU DIRI TENTANG MODAL USAHA

0


 


_Ilmu hikmah_


Wayan Supadno.



Tahun 2022, jumlah startup (perintis mendirikan perusahaan) di Indonesia ada 2.400 an orang. Terbanyak ke 6 di dunia. Hingga mengalahkan Jerman dan Perancis. Sayangnya 95% gagal. Bangkrut. Bagai bunga layu sebelum mekar.


Keberadaan startup di negara manapun juga sangat diidamkan. Karena jadi simpul pengurai beragam masalah pengikutnya sebuah bangsa. Apalagi bagi Indonesia yang pendapatan per kapita belum tinggi, hasil riset banyak belum terhilirisasikan dan lainnya.


Peran konkret startup minimal :


1. Mengurangi pengangguran. Konkretnya, jika ada 2.000 orang lalu merekrut pengangguran 1.000 orang per startup maka setara mereduksi 2 juta pengangguran.


2. Menguatkan APBN. Konkretnya jika 2.000 startup membayar pajak Rp 10 miliar/orang. Setara Rp 20 triliun memperkuat APBN bekal membangun bangsa.


Masih sangat banyak lagi perannya startup. Misal memasarkan produk domestik ke pasar global, membendung impor karena kompetitif, menyerap invensi hasil riset dihilirisasikan agar membumi, mendongkrak pendapatan per kapita dan seterusnya.


Biasalah di Indonesia. Bukan banyak startup yang suksesnya, tapi lebih banyak komentatornya. Beragam pendapat yang kesemuanya menyalahkan. Padahal komentator menyalahkan belum tentu juga bisa mendirikan perusahaan sendiri hingga running well, misalnya.


Banyak pendapat. Bahkan terbanyak berpendapat sebab gagal bangkrutnya startup Indonesia sebabnya karena kehabisan uang atau modal usaha. Hingga 29% jadi penyebab gagal. Memang itulah dunia usaha, selalu harus kekurangan modal. Pebisnis kurang modal pertanda bisnisnya dinamis.


Bagaimana pengalaman saya pribadi mengawali usaha modal dengkul hingga saat ini selalu dapat tudingan dianggap anak konglomerat atau punya dana spanyol (separo nyolong) ?


Prinsip ;


1. Semua penjual, pedagang, distributor dan pabrik. Paling suka kalau produk dagangannya atau jasanya dibantu untuk dijualkan. Agar fast moving jadi omzet laba dan cepat kembali modal investasinya. Ruas itulah saya cari modal, menjualkan dagangan orang lain. Agar dapat omzet dan laba tanpa modal.


Contoh.

Tahun 1995, saya jualkan karung bekas milik 5 Kebun Teh PTPN IV di Pematang Siantar Sumut. Jumlah banyak sekali. Kepada Kilang Padi. Didanai duluan, saya selisihnya. Kilang padi senang karena hemat 50% dari baru saat panen gabah. Begitu juga menjualkan pinang, kayu teh pasca replanting, ikan mas dan lainnya.


2. Semua pembeli, pedagang dan pabrik. Paling suka jika dapat barang bermutu, harga murah dan kontinuitas terjaga. Di ruas itulah saya juga berperan. Mencarikan barang dagangan atau bahan baku pabrik lebih murah dan bermutu dibanding pesaingnya. Agar harga pokok produksi (HPP) rendah laba pun tambah.


Contoh.

Tahun 1996. Saya membantu biaya produksi pabrik kertas raksasa di Porsea Sumut. Batu bara saya ubah jadi limbah sawit yaitu cangkang kelapa sawit, kalorinya sama. Butuhnya hingga 3.000 ton/bulan. Pabrik senang biaya rendah, ramah lingkungan, saham naik. Saya dapat laba Rp 75 juta/bulan. Begitu juga batu kapur pemutih pulp dan lainnya.


Dengan berjalannya waktu wajar tiap bulan punya pendapatan halal dari laba tersebut ratusan juta. Hingga terkumpul jadi deposito Rp 6,7 miliar tahun 2000 an. Sekalipun tanpa modal. Modalnya hanya jaga karakter dan kapasitas mumpuni mengelola. Lalu punya modal sendiri membangun perusahaan sendiri.



Salam 🇮🇩

Wayan Supadno

Pak Tani

HP 081586580630


Sumber : https://wayansupadno.com/2023/05/27/belenggu-diri-tentang-modal-usaha/


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)
GAMIES NEWS