_Empiris_
Wayan Supadno.
Yang pasti ekonomi dunia saat ini lagi bergejolak dinamis. Banyak negara menderita akibat tsunami harga mahal pangan dan energi, implikasi banyak sekali minimal upah pasti naik 8%/tahun.
Ini akan mempengaruhi biaya produksi semua produk. Kondisi seperti ini, sebagian orang menganggap ancaman serius, di balik itu ada orang menganggap peluang emasnya datang.
1. Empiris sapi penghasil pupuk.
Tahun 2013 s/d 2017, saya jadi " Mesin ATM " peternak. Karena setia membeli limbah sapinya. Rp 1.000/kg feses kering angin dan Rp 500/liter urine sapinya. Limbah sapi tersebut saya rekayasa jadi pupuk super duper.
Dijadikan media biak biang mikroba " Bio Extrim dan Hormax ". Agar jeruk madu Chokun sehat dan subur penerapan teknologi remediasi. Begitu juga sawit dan tanaman lainnya. Agar biaya rendah, produksi naik tajam.
Jika biaya dibagi hasil biasa disebut HPP (harga pokok produksi). Biaya rendah, hasil tinggi, maka HPP rendah. Laba pun bertambah memacu percepatan kembali modal (ROI) nya.
Tahun 2018, saya mengawali ternak sapi sendiri. Riset potensi pupuk dari sapi sebanyak 70 ekor indukan Bali. Hasil setahunnya feses kering angin 10 s/d 12 kali lipat bobot hidupnya. Urine 8 s/d 10 kali bobot hidupnya.
Jika indukan sapi Brahman atau Limosin Simental 400 kg feses kering angin 4 s/d 4,8 ton dan urine dapat 3.200 s/d 4.000 liter/tahunnya. Sejak itu saya putuskan tidak mau jadi " Mesin ATM " lagi.
Hitungannya sayang ratusan juta per tahun anggaran beli limbah sapi. Mendingan ternak sapi sendiri. Mulailah diperbanyak skala ratusan ekor. Digembalakan di bawah sawit. Pakannya limbah pabrik sawit.
Agar pakan super, menanam rumput hasil riset dari UGM Yogyakarta " Gama Umami " biomassa 700 ton/ha/tahun dan protein kasar 16%. Pembandingnya rumput gajah 150 ton/ha/tahun dan protein kasar 5% saja.
2. Empiris kebun sawit penghasil sapi.
Selama bulan suci ramadhan ini saja. Bisa bersaing menjual sapi 150 ekor lebih jenis Bali dan Brahman lahir di kebun sawit Pangkalan Bun Kalteng. Yang selama ini 70% sawitku hanya saya pupuk limbah sapi tersebut.
Selain dolomit penetral pH rutin berkala saya perkaya semprot dengan Bio Extrim Hormax agar berbiak massal penambat N (Azospirillum, Rhizobium, Azotobacter) di udara pengganti urea ada di udara.
Bio Extrim juga mengandung strain mikroba yang melarutkan P dan K sekaligus biocontrol penyakit sawit Ganoderma, strain mikrobanya Pseudomonas, Bacillus, Aspergillus Niger dan Trichoderma. Pupuk NPK hanya 2 kg/pokok/tahun, walau rekom Puslit 8 kg/pokok/tahun umur 10 tahun.
Bagi sahabat petani yang mau inovatif agar kompetitif menekan biaya produksi dengan memberdayakan limbah ternak. Jadi pupuk super duper. Limbah 1 ton disemprot 10 liter Bio Extrim campur Hormax. Masukkan plastik kedap udara. Joss gandos.
Agar murah langsung ke pabrik saya bisa jerigenan curah. Hubungi staf saya Reni HP 087781889797 atau David HP 081219929262.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630